Inikah Bukti Pernah Ada Kehidupan di Mars?

Bebatuan Mars yang menguak keberadaan air purba.
Sumber :
  • NASA/JPL-Caltech/Cornell University

VIVAnews - Bahwa ada kehidupan di Planet Mars sudah lama ada dalam cerita fiksi ilmiah, namun penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan itu bukan hanya sekadar khayalan.

Penelitian menemukan planet merah di masa lalu kaya akan kandungan karbondioksida -salah satu bukti adanya kehidupan.

Terenyuh! Tamara Tyasmara Tetap Beliin Baju Lebaran Hingga Sajadah Buat Dante: Siapa Tahu Dia Dateng

Dan kini, deposit batuan karbonat dalam jumlah besar ditemukan terkubur beberapa mil di bawah permukaan Mars.

Sejumlah kecil batuan karbonat sebenarnya pernah ditemukan sebelumnya, namun jumlah yang melimpah ini bisa berarti signifikan.

Maksudnya? Itu berarti kandungan gas rumah kaca pernah membuat Mars menjadi tempat lebih basah dan lebih hangat ratusan juta tahun yang lalu.

Ilmuwan luar angkasa menggunakan data satelit untuk menganalisis kondisi geologis wilayah yang dikenal sebagai Kawah Leighton -- yang berada di dekat gunung berapi,  Syrtis Major, yang lebarnya hampir 750 mil.

Penemuan ini mengungkap keberadaan kandungan mineral hampir empat mil di bawah kerak bekas ledakan meteorit. demikian temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature Geoscience.

Tim peneliti yakin, ini adalah sedimen kuno yang terkubur oleh material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Syrtis Major.

Mineral ini diduga kuat berasal dari air kaya karbonat yang berinteraksi dengan bebatuan -sehingga peneliti percaya bahwa Mars awal lebih panas daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dr Joseph Michalski dari Planetary Science Institute di Arizona dan  Dr Paul Niles dari NASA Johnson Space Centre di Houston mengungkapkan permukaan Mars saat ini dingin, kering, asam, dan tak ramah untuk kehidupan.

Kondisi serupa mungkin telah berlangsung selama miliaran tahun. Inilah yang menunjukkan tempat terbaik untuk mencari bekas kehidupan adalah di bawah permukaan planet merah itu.

"Salah satu tanda-tanda kondisi layak huni di kedalaman tanah adalah adanya atmosfer metana, yang mungkin terbentuk melalui proses hidrotermal dalam kerak bumi, juga dalam kehadiran karbon dioksida," demikian jelas ilmuwan, seperti yang dimuat dalam situs Daily Mail, Senin 11 Oktober 2010.

Selain itu, pengamatan terhadap mineral terhidrasi menunjukkan sistem hidrotermal kuno mungkin eksis di bawah permukaan Mars. Namun, sampai sekarang, tak satu pun dari deposit itu terkait dengan mineral karbonat dan lingkungan yang kaya CO2.

"Deteksi sebelumnya terhadap mineral karbonat yang bisa dikaitkan dengan lingkungan permukaan kaya CO2 di masa lalu, sudah jarang."

Kepadatan atmosfer CO2 bisa berarti ada efek rumah kaca di Mars di masa lalu. Berbeda dengan atmosfer Mars saat yang sangat tipis, sampai-sampai gas bisa ditiup ke angkasa.

Karbonat ini juga bukti bahwa air secara kimia bersifat netral, yang akan membuat kondisi yang lebih permisif untuk kehidupan di Mars di masa-masa awal.

"Kami menduga lapisan karbonat yang terkubur di bawah permukaan Mars mungkin hanya bagian kecil dari sedimen kuno yang terkubur abu vulkanik."

Para ilmuwan mengklaim, temuan mereka akan membantu menjelaskan asal-usul karbonat lainnya di Mars. "Juga menunjukkan situs prioritas untuk eksplorasi eksobiologis di masa depan."(ywn)

Jasad Wanita Tinggal Tulang Ditemukan Ditimbun Dalam Rumah di Makassar, Diduga Dibunuh Suami

Baca juga:

Singapura Turut Teliti Indomie
Benarkah Lee Min Hoo Operasi Plastik
Para Juragan Properti di Jakarta

Suzuki Access 125 Facelift Bakal Meluncur dengan Gaya Skutik Italia
Pergerakan penumpang yang tiba di bandara soetta

Arus Balik Mudik Lebaran, Pergerakan Penumpang di Bandara Soetta Meningkat 7 Persen

Pergerakan penumpang di Bandara Soetta, Tangerang mengalami peningkatan jelang puncak arus balik mudik lebaran 2024, pada hari ini.

img_title
VIVA.co.id
14 April 2024