- wikimedia.org
VIVAnews - Meruntuhkan sebuah gedung tinggi tentu menjadi perkara tersendiri bagi ahli konstruksi. Memang memakan waktu singkat, namun merobohkan sebuah gedung akan menimbulkan debu, bising, dan bau yang tak sedap.
Baru-baru ini, teknik meruntuhkan bangunan bergaya baru didemonstrasikan di Jepang. Bukan diledakkan, tetapi membongkarnya perlahan-lahan dari dalam gedung. Tentu saja, metode ini akan cukup efektif dipakai untuk dekonstruksi di kota-kota yang populasi gedungnya cukup padat.
Di dalam video time-lapse, tampak sebuah bangunan hotel tua di Tokyo bernama Grand Prince Hotel Akasaka. Tanpa disadari, gedung yang sempat hits di era '70-an itu runtuh perlahan-lahan, lantai demi lantai, sampai akhirnya rata dengan tanah.
"Gedung di belakang saya sedang diruntuhkan, dari ketinggian asli 140 meter, sekarang menjadi 80 meter, dan akan terus turun sampai runtuh," kata Hideki Ichihara dari Taisei Corporation, perusahaan asal Jepang di balik metode baru ini.
"Gedung diruntuhkan perlahan-lahan, termasuk mencabut seluruh instalasi listrik, sanitasi, dan lainnya. Dalam waktu enam bulan gedung itu hilang, rata dengan tanah," jelas Hideki, dikutip Reuters, Rabu 27 Februari 2013.
Dia mengklaim, metode ini sangat ramah lingkungan, karena dapat mengurangi penyebaran debu hingga 90 persen. Tak hanya itu, cara ini juga meminimalisir tingkat bising secara signifikan.
Penasaran? Lihat videonya di . (eh)
Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia
Selain Indonesia, tahun 2024 akan ada 64 negara yang juga menyelenggarakan pemilu. Sebagian besar Pemilu 2024 akan terjadi di Benua Eropa, dimana akan ada 19 negara yang
