VIVAnews - Suatu waktu, Eric Horvitz, hendak mengunjungi seorang pasien di Rumah Sakit Stanford. Horvitz lalu menaiki elevator. Namun di ujung elevator, Horvitz terhambat sebuah robot seukuran mesin cuci yang tak bisa bergerak maju.
"Saya berpikir, ini menakutkan," ujarnya. "Lalu saya berpikir, bagaimana jika saya seorang pasien yang harus buru-buru berobat? Ada isu besar di sini," ujarnya.
Gambaran itu mungkin jauh dari bayangan menakutkan dari film "the Terminator" yang menceritakan robot pembunuh manusia. Namun sebentar lagi, kemunculan robot-robot sederhana yang murah untuk membuat susu sudah tak terelakkan lagi.
Namun ada persoalan yang belum terjawab, bagaimana jika robot menyerang Anda, menginjak kaki Anda atau meninju bayi Anda? Memang tak semenyeramkan "Terminator" namun tak mustahil tindakan robot ini berakibat fatal.
"Semakin kita tergantung kepada sistem yang otomatis, kita harus memikirkan implikasinya. Ini bagian dari pertanggungjawaban ilmuwan," ujar Horvitz.
Horvitz sudah membentuk sebuah tim ilmuwan awal tahun ini ketika dia masih menjabat Presiden Asosiasi Pengembangan Kepintaran Artifisial. Dia menyuruh tim itu menyelidiki masa depan interaksi manusia dengan robot.
Selama bertahun-tahun, robot dimanfaatkan di luar rumah. Robot mendeteksi bom, merakit mobil atau mengantarkan bahan makanan. Belakangan muncul robot-robot sederhana untuk pekerjaan rumah seperti memotong rumput, membersihkan debu, sistem pengawasan rumah dan bahkan untuk hiburan.
Tahun 2015, diperkirakan penjualan robot pribadi ini mencapai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 50 triliun. "Anda akan melihat lebih banyak robot yang menolong merawat rumah. Robot akan membersihkan lantai, memasukkan makanan ke dalam kulkas, dan membawa barang-barang dari mobil," ujar Colin Angle, Chief Executive Officer iRobot Corp.
Dan robot-robot itu semakin lama semakin canggih. Mereka bahkan nantinya, seperti program komputer, bisa dipasang perangkat lunak yang lebih canggih. Robot-robot pun semakin otonom.
Namun, kecanggihan itu tentu tak serta-merta bisa menghilangkan implikasi yang bisa muncul. Dan belum ada aturan hukum yang berwenang mengatur robot-robot itu. Diskusi mengenai ini kemudian mengarah ke sebuah karya fiksi sains karya Isaac Asimov yang menyebut "Tiga Hukum Robotik" pada tahun 1942.
Hukum Asimov pertama adalah, bahwa robot tak bisa membahayakan. Hukum ini menjadi pertimbangan terbesar saat mengembangkan robot pribadi.
"Jika robot semakin otonom dan bisa membuat keputusan sendiri, apa yang terjadi jika dia tak melaksanakan apa keinginan persis dari seorang manusia?" ujar George Bekey, peneliti robot dan Guru Besar Emeritus di University of Southern California.
Belum lagi, ketika robot semakin akrab dengan manusia, akan muncul ikatan tertentu. Banyak pemilik robot "Roombas" yang membantu di rumah, memberi robotnya nama dan mendekorasinya. Bahkan prajurit Amerika memberi nama robot untuk pembersih ranjau dengan nama Scooby.
Interaksi-interaksi semacam itulah yang akan diteliti tim yang dibentuk Horvitz. Tim ini juga menyarankan robot harus didesain dengan kemampuan menjelaskan alasan mereka ke manusia.
Dan ketika tim ini bekerja, Horvitz sudah melihat cara mengatasi kekhawatirannya. Di elevator tempat dia terjebak bersama sebuah robot, sudah tertulis sebuah papan peringatan: "Mohon Jangan Menaruh Robot di Elevator." (AP)
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Barang Paling Laris
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Proyek Ini jadi 'Game Changer'
Startup
24 Apr 2024
Game changer merupakan istilah yang mengacu pada perubahan atau inovasi yang mendasar dalam industri atau pasar yang mengubah dinamika yang ada dan ciptakan standar baru.
Sensor 'Intelligent Eye' mampu bekerja mendeteksi pergerakan manusia dalam ruangan.
Dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun, kita telah memperluas pengetahuan kita tidak hanya tentang planet-planet di Tata Surya, tetapi juga menemukan planet dan alien.
Bill Gates sering menyoroti urgensi menjaga Bumi dari dampak perubahan iklim, sambil aktif terlibat dalam upaya kemanusiaan untuk merawat lingkungan atau kiamat iklim ini
Seorang model berbasis AI, menjadi perbincangan karena kontennya yang diunggah. Ia berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$20.000 atau sekitar Rp317 juta per bulan.
Selengkapnya
VIVA Networks
Setelah menang melawan Chef Arnold, mobil andalan Codeblu terungkap saat tiba di kediaman Denny Sumargo di Jakarta, baru-baru ini. Seperti yang terlihat dalam video singk
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Beberapa Selebgram Ditangkap Kasus Narkoba, Rezky Aditya Keciduk Media Korea
IntipSeleb
12 menit lalu
Berikut deretan artikel terpopuler di IntipSeleb pada 23 April 2024, diantaranya beberapa selebgram yang ditangkap kasus narkoba hingga Rezky Aditya keciduk media Korea..
Dangdut Populer: Rumah Via Vallen Digeruduk Warga, hingga Pesan Penting Lady Rara
JagoDangdut
12 menit lalu
Kabar mengejutkan datang dari keluarga Via Vallen, rumah sang biduan yang berada di Sidoarjo, Jawa Timur, tiba-tiba saja digeruduk oleh warga pada Senin, 22 April 2024.
Selengkapnya
Isu Terkini