Anies Baswedan: TIK Atasi 3 Isu Pendidikan

Seorang pengguna internet terlihat mengunjungi laman Facebook
Sumber :
  • AP Photo/Binsar Bakkara

VIVAnews - Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK atau ICT) dapat dioptimalkan untuk memecahkan permasalah utama di bidang pendidikan.

Demikian diungkapkan oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan,  di acara Apkomindo Summit 2010 di Hotel Shangri-la  Jakarta, Senin 19 April 2010.

"Tiga pekerjaan rumah pendidikan Indonesia meliputi akses, kualitas, dan kesenjangan daerah," ujar Anies. Menurutnya, semua elemen musti mencari cara agar TIK bisa menjawab tiga permasalahan tadi.

Dari data yang dihimpun Anies, dalam setahun terakhir, ada 4,6 juta anak masuk SD. Yang lulus SD hanya 3,7 juta anak. Yang masuk SMP, sekitar 2,9 juta, dan yang lulus SMP sekitar 2,5 juta.

Sementara, cuma 2,3 juta anak yang melanjutkan sekolah tingkat SMA, dan hanya sekitar 1,7 juta siswa yang lulus. Di tingkat perguruan tinggi makin sedikit lagi, hanya 1 juta anak yang tercatat sebagai mahasiswa baru, dan hanya 292 ribu yang lulus kuliah.

"Coba bayangkan, ada berapa jumlah anak yang hilang dari tingkat SD 4,6 juta anak menjadi tinggal 292 ribu saja," kata Anies. Hal itu, menurut dia, disebabkan oleh tingginya biaya sekolah. Karena ketidakmampuan orangtua anak, maka akses pendidikan bagi anak Indonesia menjadi tertutup.

Di sinilah, ICT bisa berperan sebagai pembuka pintu-pintu akses terhadap sumber-sumber pengetahuan dengan jangkauan yang sangat luas. Misalnya dengan perluasan dan pemerataan akses Internet untuk pendidikan

Masalah kedua, yakni kualitas SDM. Disebabkan oleh mutu lulusan yang belum dapat memenuhi tuntutan global. TIK, Anies menjelaskan, dapat melipatgandakan kualitas pendidikan melalui kuliah online atau sekolah jarak jauh.

Dengan begitu, ada kesempatan bagi anak Indonesia untuk bisa mengakses materi pendidikan luar negri. Ini bisa meningkatkan kualitas pendidikan anak Indonesia agar bisa bersaing dengan anak-anak di negara maju

PR ketiga adalah kesenjangan daerah. Untuk itu, perlu pemerataan sebaran dan kualitas perguruan tinggi. Kali ini, TIK berfungsi menghilangkan jarak dan kesenjangan, seperti yang kini terjadi antara Pulau Jawa dan luar Jawa.

Kolaborasi antaruniversitas di Jawa dan luar Jawa  dan kolaborasi dengan universitas di luar negri pun harus dilakukan, agar kesenjangan pendidikan Indonesia dan negara-negara yang berpendidikan maju bisa ditekan.

Misalnya, materi kuliah para pakar terbaik di masing-masing institusi, terbuka untuk diakses oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas.

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel
Mensos Risma

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Dalam acara bertajuk YouTube Seribu Kartini Beda Tapi Sama di Jakarta, Jumat,19 April 2024, Menteri Sosial Risma mengemukakan bahwa seorang kreator konten tidak takut.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024