Hubungan Tangan dan Kondisi Emosi

Ilustrasi pijat.
Sumber :
  • studiomassage.com

VIVAnews - Hampir 90 persen penduduk dunia adalah pengguna tangan kanan, artinya sebagian besar aktivitasnya dilakukan dengan menggunakan tangan kanan.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Sedangkan, 10 persen sisanya adalah pengguna tangan kiri dan pengguna tangan bergantian (ambidextrous), yang bisa menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian dalam aktivitasnya. 

Dari hasil penelitian yang dilakukan tim Montclair State University, Amerika Serikat, pada pengguna tangan yang "tidak konsisten" ini, ternyata lebih mudah dipengaruhi orang lain secara emosional daripada pengguna tangan kanan dan pengguna tangan kiri.

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

Untuk melihat apakah kecenderungan penggunaan dominasi tangan dalam aktivitas juga terkait dengan kestabilan emosi, Ruth Propper dan tim peneliti dari Montclair State University, memainkan berbagai jenis musik klasik dan kemudian meminta subjek untuk berpikir hal yang bahagia, sedih, atau cemas.

Ruth Propper menemukan bahwa subjek yang masuk dalam kategori ambidextrous tidak hanya diketahui lebih cepat mengalami perasaan negatif ketika mereka masuk laboratorium percobaan, tetapi mereka secara konsisten lebih mudah dan cepat mengalami perubahan suasana perasaan. Di sisi lain, pengguna tangan kanan lebih kuat dalam hal mempertahankan emosi dan perasaan.

Menginspirasi Generasi Baru, Fashion Crafty Jakarta Hadirkan Kolaborasi Fashion Photos Project 5

"Penggunaan tangan bisa jadi penanda bagaimana pengaturan dalam otak. Orang ambidextrous cenderung memiliki corpus callosum yang lebih besar. Yaitu area penghubung dari serat saraf yang menghubungkan belahan otak kanan dan otak kiri," kata Propper, seperti dikutip dari Times of India. 

Menurut Propper, peningkatan komunikasi antara antara belahan otak dapat menjelaskan sugesti emosional yang lebih besar. Pada kasus ambidextrous, Propper percaya bahwa peningkatan akses ke bagian otak yang terlibat dalam perhatian pada hal yang tidak sesuai dengan suasana sebenarnya, dapat membuat seseorang jauh lebih bersedia untuk mengubah pikiran dan perasaannya. Penelitian ini dipresentasikan dalam pertemuan International Neuropsychological Society di Boston, Amerika Serikat, awal bulan ini. 

Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024