Gara-gara Sedot Pulsa, Bisnis Konten Terpuruk

Ilustrasi.
Sumber :
  • REUTERS/Benoit Tessier

VIVAnews - Meledaknya kasus penyedotan pulsa yang dilakukan oleh sebagian penyedia konten (CP, Content Provider) membuat bisnis industri konten benar-benar terpuruk. Padahal, sebelumnya CP diharapkan menjadi mitra bagi layanan value added service (VAS) operator telekomunikasi.

Menurut Tjandra Teja, Direktur Operasional Indonesia Mobile and Online Content Provider Association (IMOCA), ada di antara kalangan CP yang membuat konten asal-asalan.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

“Dalam promosinya menawarkan berbagai hadiah sehingga membuat konsumen tertarik mengunduhnya," kata Tjandra, 19 Januari 2012. "Padahal, pulsa akan tersedot jika menerima layanan itu. Konten-konten yang menghabiskan pulsa konsumen inilah yang merusak bisnis konten secara keseluruhan."

Tjandra menyatakan anggota IMOCA yang kedapatan melakukan pelanggaran dengan membuat konten yang merugikan konsumen dikenai sanksi tegas, yakni dipecat dari keanggotaan. Tetapi, bagi CP yang tidak menjadi anggota, IMOCA tidak bisa berbuat apa-apa. “CP yang tergabung dalam IMOCA hanya sekitar 60, di luar IMOCA ada ratusan,” sebutnya.

Sayangnya, kata Tjandra, sanksi yang diberikan IMOCA juga tidak memiliki kekuatan yang mengikat. Artinya, CP yang keluar dari IMOCA tetap bisa berbisnis. “Harusnya regulator dan juga operator, menggunakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh IMOCA,” kata Tjandra.  

Akibat ulah sejumlah CP yang ugal-ugalan itu, sekarang ini industri CP secara keseluruhan terkena imbasnya. Seluruh layanan SMS Premium dihentikan melalui surat edaran Menkominfo. “Hingga kini masih ada beberapa operator yang belum membuka kerjasama dengan CP. Pendapatan CP turun drastis, dari yang biasanya dapat 100, misalnya, kini dapat 10 saja sudah bagus,” ucap Tjandra.

Masa depan bisnis konten

Meski kini bisnis konten premium tengah terpuruk, namun Tjandra optimis ke depannya bisnis ini akan tetap cerah. Syaratnya, para pelaku bisnis konten mau membuat produk yang kreatif dan inovatif, tak hanya sekadar layanan berbasis SMS Premium. Mereka juga harus meningkatkan layanan, misalnya dengan membuat konten berbasis Web.

Selin itu, kata Tjandra, sebenarnya peluang industri konten masih sangat terbuka. Hadirnya toko aplikasi seperti App Store yang menjual aplikasi untuk iPhone, Android Market dan App World merupakan harapan bagi kalangan penyedia konten. Konten juga bisa melayani korporasi, dengan membuat berbagai solusi, seperti micro payment dan lain-lain.

Para pelaku bisnis operator selular yang tergabung dalam ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia) juga optimis, tahun 2012 adalah tahun layanan data. Sarwoto Atomsutarno, Ketua Umum ATSI menyatakan, tahun ini industri akan fokus pada layanan data dan broadband. “Operator tak lagi fokus meningkatkan jumlah pelanggan. Namun ke arah penggunaan layanan,” ucapnya.

Ini berarti, kata Tjandra, operator akan berupaya menghadirkan layanan VAS untuk mengantisipasi mandegnya pertumbuhan layanan voice dan SMS. “Karena itu, kehadiran CP masih tetap diperlukan,” ucapnya.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam
Reskrim Polres Metro Jakarta Barat meringkus sipir taksi online bernama Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Reskrim Polres Jakarta Barat, meringkus sopir taksi online, Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya. Dia sedang istirahat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024