Ilmuwan: Cumi "Vampir" Ternyata Tak Mengerikan

Cumi vampir (Vampyroteuthis infernalis)
Sumber :
  • LiveScience|CREDIT: (c) 2011 MBARI

VIVAnews -- Hewan laut ini memiliki penampilan mengerikan: kulit hitam, mata merah, dan ada serupa jubah di antara sulurnya. Dan seperti "mayat hidup", ia kelihatannya nyaris tak butuh bernafas, hidup di zona minimum oksigen di dasar samudera. Menambah kemistisannya, tubuh binatang itu bisa melakukan bioluminescence, mengeluarkan cahaya.

Namanya "cumi-cumi vampir", tapi ia bukan mahluk laut penghisap darah. Bahkan penelitian terbaru mengungkap, mahluk misterius tak segarang nama dan penampakannya. Ia tak lebih dari tukang sampah di lautan.

Menggunakan sulur yang kurus tapi panjang, yang disebut filamen, cumi vampir menangkap detritus laut dari mata hewan krustasea hingga kaki larva, lalu membungkusnya dalam lendir sebelum menelannya. Temuan cara makan ini adalah yang pertama untuk hewan Cephalopoda seperti cumi, gurita, dan sotong. Demikian menurut peneliti Henk-Jan Hoving.

Cumi vampir (Vampyroteuthis infernalis) yang panjangnya sekitar 30 centimeter menyebar luas tapi sedikit sekali yang diketahui darinya. Bahkan masa hidupnya hingga kini masih misterius.

Untuk mengetahui apa sebenarnya mahluk yang disebut cumi vampir, Hoving dan rekannya mengobservasi hewan di laboratorium dan mengamati rekaman video berdurasi 24 jam tentang penampakan cumi vampir antara tahun 1992 dan 2012 di lingkungan alami mereka di lembah bawah laut Monterey Bay di perairan Kalifornia Utara.

Hoving mengatakan, ia pertama kali memergoki, setelah peneliti menambahkan makanan dalam tangki berisi cumi vampir yang ditangkap, hewan itu mengeluarkan filamennya dan menyekanya makanan ke tubuhnya. Dalam video, Hoving juga melihat cumi vampir dengan "massa amorf" di mulut mereka.

Dari analisis kotoran hewan itu, alih-alih berisi kunyahan ikan atau krustasea yang jamak dijumpai di perut hewan Chepalopoda, pencernaan cumi vampir berisi telur ikan, antena dan mata hewan krustasea, larva, bahkan kotoran larva. Semuanya menyatu  dengan lendir.

Lalu, bagian tubuh mirip jari yang disebut cirri kemudian memindahkan makanan ke mulut di dasar lengan. Gaya makan pasif memungkinkan cumi untuk hidup dalam zona rendah oksigen di laut. Cumi vampir juga memiliki metabolisme yang sangat rendah dan punya protein khusus dalam sistem pernapasan mereka yang menempel kuat dengan molekul oksigen.

Pemeriksaan anatomi mengungkapkan, alat hisap mereka tak punya daya hisap, melainkan hanya mengeluarkan lendir.

Cumi itu melayang-layang di dalam air, memperpanjang filamen, yang panjangnya bisa delapan kali tubuh mereka. Perilaku seperti terlihat pada 33 persen dari pengamatan video.

Dengan pengetahuan ini, Hoving mengatakan, peneliti dapat mempelajari bagaimana cepat cumi vampir tumbuh dan berapa lama mereka hidup.

"Ini menunjukkan lagi bahwa cumi mampu beradaptasi bahkan habitat laut yang ekstrem," kata Hoving. "Sangat menakjubkan bahwa beberapa cumi bahkan menemukan cara untuk hidup dalam kondisi yang buruk bagi sebagian besar hewan lain."

Para peneliti melaporkan temuan mereka Selasa 25 September dalam jurnal Proceeding of Royal Society B. (umi)

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
bantuan untuk warga Gaza

Meski Negaranya Tengah Dilanda Aksi Terorisme, Rusia Tetap Kirim 29 Ton Bantuan ke Gaza

Meski tengah berduka, Rusia mengatakan pihaknya tetap mengirimkan lebih dari 29 ton bantuan kemanusiaan ke pada warga Palestina di Jalur Gaza yang tengah dilanda perang.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024