- gizmodo.com
VIVAnews - Penyelenggara siaran televisi digital yakin migrasi TV analog ke digital tidak mengalami gangguan. Optimisme ini diungkapkan meski beberapa waktu lalu Komisi I DPR RI menolak permohonan anggaran migrasi TV Digital untuk tahun 2013.
"Apakah ada hubungan penahanan anggaran dengan terancamnya siaran TV digital?" kata Hardijanto Saroso, Sekretaris Korporat dan Kepala Divisi Komunikasi Korporat SCTV. Dia ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu 26 September 2012.
Hardijanto menambahkan penahanan anggaran paling hanya akan mempengaruhi proses sosialisasi siaran TV digital. Ia mengatakan, sesuai peraturan, para pemenang siaran TV digital diwajibkan melakukan sosialisasi.
"Proses bisa saja terganggu yaitu sosialisasi lewat pamflet atau iklan saja. Tapi pemenang kan sudah mulai pengembangan siaran TV digital," ujar Hardijanto.
Meski demikian, sebagai pelaku industri, SCTV tetap berkomitmen dengan janjinya kepada pemerintah, yaitu membangun jaringan dan cakupan siaran serta menyediakan set top box sebagai bagian dari sosialisasi.
"Kami tetap hormati keputusan pemerintah dan DPR, yang penting investasi ini jangan sampai mubazir dan jangan telat," kata Hardijanto.
Investasi Rp50 Miliar
Menurut dia, SCTV sebagai salah satu pemenang siaran TV digital tahap pertama mengaku telah menggelontorkan investasi sebesar Rp50 miliar.
Digitalisasi TV, kata Hardijanto, bukan hanya sekadar peralihan teknologi. Migrasi tersebut nantinya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan perekonomian Indonesia. "Jadi ini bukan berhenti hanya sampai 2015," kata dia.
Sebagaimana diketahui, dalam rapat dengar pendapat Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian antara Kemenkominfo dengan Komisi I DPR pada pekan kedua bulan ini, Komisi I DPR RI menunda peanggaran untuk migrasi TV digital sebesar Rp160 miliar. (ren)
2 Transgender Thailand Mencari Pembebasan dari Dinas Wajib Militer
Transgender Thailand Parida Kerayuphan dan Kantong Passarapon meminta pembebasan tugas dinas wajib militer.
