Uji Coba Pesawat Nirawak LAPAN Pernah Gagal

Pesawat melintas Pegunungan Jayawijaya lewati Lembah Baliem Wamena
Sumber :
  • Antara/ M Agung Rajasa
VIVAnews -
Petinggi PPP Minta Pimpinan Realistis Segera Gabung Koalisi Prabowo-Gibran
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) gencar mengembangkan pesawat pengamatan untuk memperkuat sistem navigasi modern.

4 Tanda Zodiak Paling Sederhana dan Humble, Apakah Kamu Termasuk dalam Daftar Ini?

Sebelum mengembangkan pesawat pengamatan jenis LSA
Syamsuddin Haris Heran Albertina Ho Dilaporkan ke Dewas, Sindir Dugaan Etik Nurul Ghufron
(Lapan Surveillance Aircraft) , badan antariksa nasional ini telah melahirkan pesawat pengamatan tanpa awak atau Lapan Surveillance Unmanned Aerial Vehicle (LSU). Ukuran LSU lebih kecil dibanding LSA.


Pesawat LSU dapat memonitor pertanian, kawasan bencana, tata kota sampai titik kebakaran di wilayah Indonesia, tanpa kendali awak. Sebelum terbang, LSU di-
setting
untuk melewati beberapa titik koordinat sesuai kebutuhan.


Meski tergolong canggih, uji coba pesawat LSU tak lepas dari kegagalan. Kepala LAPAN, Bambang S Tejakusuma, 22 April 2013, berbagi kisah kegagalan LSU. Bambang menyebut LSU dengan istilah Merpati.


"Pernah Merpati kami terbangkan untuk meneliti dan dokumentasi uji rudal TNI AL serta memantau kapal yang jadi sasaran," ujar Bambang.


Namun, ketika itu, Merpati mengalami perubahan skenario dan pesawat ini kesulitan. "Merpati akhirnya
nyebur
ke laut, tapi ketemu lagi. Untungnya, hasil potretnya berhasil," lanjutnya.


Kegagalan lain juga pernah terjadi, yaitu saat uji coba pengamatan di atas daratan. Di kawasan dekat dengan jalur penerbangan.


"Saat dicoba di Bandara Muara Kamal, Jakarta Utara, tersedot turbulensi pesawat. Tapi untungnya, pesawat
nyangkut
di pohon," katanya.


Pengembangan Teknologi


Kegagalan bukan akhir segalanya. Belajar dari pengalaman itu, LAPAN terus mengembangkan teknologi serta menjalin kerja sama dengan institusi lain, termasuk Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, yang merupakan otoritas penerbangan di Indonesia.


"Kami dibantu oleh Kemenhub untuk pengembangan, perawatan, operasi sampai sertifikasi pesawat," tambah Bambang. Dari sisi teknologi, pesawat pengamatan berikutnya akan diberikan sensor yang lebih baik.


Ia mengatakan, pesawat LSU merupakan sarana awal dalam pengembangan sistem navigasi modern dalam pengamatan lingkungan.


Hingga kini, LAPAN telah membuat dua jenis pesawat tanpa awak, LSU 01 sebanyak enam pesawat dan LSU 02 sejumlah empat pesawat. "Keduanya sudah terbang autopilot selama 2,5 jam," tambah Rika Andiarti, Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN.


Untuk performa terbang LSU akan dikembangkan menjadi enam jam dengan muatan 10 kg. "Ke depan LSU lebih besar
payload
(muatan)-nya. Target uji terbang autopilot 10 kg dengan desain berat 25 Kg," katanya. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya