Apa Syarat Perusahaan Start-up Bisa Sukses?

Aplikasi Photo Sharing, Instagram
Sumber :
  • fastcompany.com
VIVAnews -
Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM
Perkembangan industri kreatif digital Indonesia disebutkan potensial dan dinamis. Dalam iklim seperti ini, dibutuhkan pegiat industri yang tangguh.

Respons Surya Paloh Soal Waketum Nasdem Sambangi Rumah Prabowo Subianto Malam Ini

Menurut Indra Utoyo, Ketua Umum MIKTI, Indonesia tidak kalah dengan global di sisi sumber daya manusia. Terbukti aplikasi berbagi foto PicMix mampu bersaing, dan popularitasnya membayang-bayangi Instagram.
Terungkap! Ini Identitas Selebgram Terjerat Kasus Narkoba di Jaksel, Salah Satunya Chandrika Chika


Tapi, tantangan juga bukannya tak ada. Indra menuturkan, jumlah
start-up
atau perusahaan rintisan terus menurun.
Start-up
ini merupakan perusahaan yang menghasilkan produk industri kreatif digital.


"Tahun 2012, ada penurunan. Karena persiapan kurang matang. Tapi, ini normal, yang penting konsisten dan disiplin inovasi. Itu kuncinya," kata Indra, usai peluncuran buku Digital Creative ICT Industries-Reference Book di Kantor Kemkominfo, 2 Mei 2013,


Dia mengajak para pegiat industri kreatif digital untuk memanfaatkan wadah inkubasi yang difasilitasi Telkom. Telkom memberikan pendampingan mulai dari ide sampai komersialisasi produk. Soal bisnis model produk hasil inkubasi, ia menyerahkan pada potensi produk yang dihasilkan.


"Ada yang model bisnisnya pembagian saham, ada yang kontrak dengan mitra kategori kecil, medium dan besar," ujar pria yang juga menjabat Direktur IT Solution and Strategic Portofolio Telkom.


Buku Referensi ICT


Selain mengembangkan wadah inkubasi, MIKTI punya cara lain agar pegiat industri semakin tertarik mewujudkan produknya. MIKTI bekerja sama dengan penerbit MD Media, meluncurkan buku Digital Creative ICT Industries-Reference Book.


"Kalau ada yang butuh referensi ICT, silakan pakai buku ini agar lebih efektif," tutur Indra Utoyo.


Buku ini mengupas perkembangan industri kreatif digital yang meliputi GEMAS
(games, education, music digital, animation, dan software solution; e-health, e-tourism, e-commerce)
.


Indra berharap, buku itu dapat membantu mempromosikan produk industri lokal ke kancah global.


Buku itu juga membahas komponen dasar pembentukan ekosistem digital serta memuat data 3.000 perusahaan dan perguruan tinggi yang terkait industri ini.


Buku ini terdapat dua versi. Untuk versi cetak, dibanderol Rp149 ribu, dan versi digital bisa ditemukan di laman
dan toko digital
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya