NASA Bikin Makanan 3D untuk Astronot

Pizza Italia
Sumber :
  • blog.eat24hours.com
VIVAnews -
Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu
Misi ruang angkasa tidaklah mudah. Selain persiapan teknis yang detail, misi yang dapat berjalan selama berbulan-bulan itu juga harus mempertimbangkan pasokan makanan. Makanan yang dibutuhkan harus bergizi dan diharapkan dapat bertahan lebih lama dari misi itu.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Untuk itu, Badan Antariksa AS (NASA) telah menggelontorkan dana hibah yang bisa mengembangkan makanan khusus bagi para astronot, makanan berbentuk 3D,
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Space melansir, 22 Mei 2013.


Di masa mendatang, NASA berharap teknologi makanan khusus itu dapat memasok makanan astronot dalam jangka waktu yang lebih lama.


"Perjalanan jarak jauh ruang angkasa membutuhkan 15 tahun umur penyimpanan makanan," kata Anjan Contractor, insinyur mekanik senior di
Systems and Materials Research Corporation
(SMRC), yang berbasis di Austin, Texas.


Contractor menerima dana hibah senilai US$ 125.000, setara Rp1,2 miliar, dari NASA untuk mengembangkan prototipe makanan sintesis itu.


Dia membeberkan makanan khusus itu akan diramu dalam bentuk bubuk dan bisa bertahan dua kali lipat dari usia penyimpanan makanan.


"Caranya, semua karbohidrat, protein dan nutrisi makro dan mikro dalam bentuk bubuk. Kami mengeluarkan kelembaban dan dalam bentuk itu, makanan diperkirakan akan bertahan hingga 30 tahun," jelas Contractor.


Soal gizi, tak perlu khawatir. Secara teori, membagi berbagai komponen makanan dalam bentuk bubuk memungkinkan pengguna untuk mencampur makanan secara bersamaan.


Contractor mengaku sudah siap mencetak pizza 3D. Ia memulai pembuatan pizza dengan selembar adonan, kemudian diikuti lapisan saus tomat, yang terdiri dari bubuk dicampur dengan minyak dan air. Terakhir, pizza dilengkapi dengan lapisan protein, yang berasal dari hewan, susu atau tumbuhan.


Sementara NASA melihat makanan itu sebagai pasokan misi ruang angkasa di masa depan, Contractor melihatnya lebih dari itu. Ia menambahkan makanan sintesis itu bisa jadi cara efektif untuk mengatasi masalah kekurangan makanan.


"Saya dan banyak ekonom berpikir, sistem pangan saat ini tidak cukup memasok bagi 12 miliar orang," ujarnya. "Jadi, kita harus mengubah persepsi tentang apa yang kita lihat sebagai makanan," ujar Contractor. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya