Google Rayakan Pengakuan Kaum Gay dan Lesbian?

Parade Gay Meksiko
Sumber :
  • REUTERS/ Henry Romero
VIVAnews -
Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Jenis dan Bahaya Napza Bikin Melongo!
Google biasanya selalu memperingati momen khusus dan bersejarah dalam tampilan
doodle-
Viral MUA Ceritakan Kisah Pengantin Kesurupan Gegara Tidak Ziarah Kubur Sebelum Nikah
nya. Baru-baru ini, perusahaan Internet raksasa itu menandai khusus perjuangan hak kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) dalam tampilan mesin pencariannya.
Tetap Gunakan Sirekap di Pilkada Serentak, KPU: Kami Punya Kewajiban untuk Terbuka

Namun, bukan tampilan pada doodle halaman utama. Peringatan kepada kaum LGBT ditampilkan dalam doodle
pada halaman lainnya.


Google menandai pengakuan hak kaum LGBT menyusul keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat pada Rabu lalu yang membatalkan
Defense of Marriage Act
(DOMA), sebuah undang-undang yang memungkinkan negara tidak mengakui perkawinan sesama jenis.


Sebagai wujud kemenangan hak kaum LGBT, Google memberikan warna pelangi pada tampilan
doodle-
nya. Jika Anda mengetik kata kunci
'gay', 'lesbian'
maupun
'homosexuality'
maka akan muncul warna pelangi pada kotak tersebut.



Warna pelangi yang muncul di sekitar kotak pencarian Google saat memasukkan kata kunci 'gay' dan 'homosexuality'. (Wordstream)


Bukan yang pertama


Google tercatat bukan pertama kali ini bersuara mendukung kesetaraan perkawinan pada kaum LGBT. Sebelumnya, pada tahun 2009 lalu, perusahaan berbasis di California ini sudah menampilkan pola
doodle
pelangi, begitu juga saat merayakan seniman maupun tokoh gay seperti Maurice Sendak, Keith Haring, dan Alan Turing.


Mundur satu tahun, tepatnya 2008, salah satu pendiri Google, Sergey Brin memposting dukungan kepada kaum gay dengan menentang Proposition 8 California, sebuah aturan yang menentang pernikahan gay di California.


Lalu, di tahun 2010, Google kembali berempati kepada pasangan LGBT yang mendapat perlakuan diskriminasi dalam keringanan pajak.


Kampanye Google itu menuai kritik pedas berbagai pihak, karena sebelumnya banyak perusahaan teknologi yang juga telah mengangkat isu yang berkaitan dengan gay.


Kampanye itu bahkan dianggap sebagai cara Google menjaga citra perusahaan agar tidak kehilangan dukungan dari pengguna tertentu, atau dikenal dengan
pinkwashing.


Sementara Google awalnya membenarkan kampanye legalisasi hubungan kaum LGBT untuk membantu mempromosikan kondisi yang lebih aman bagi kaum gay dan lesbian, baik di dalam maupun di luar kantor, terutama di negara-negara yang anti gay.


"Legalisasi itu adalah panggilan kita untuk membongkar kriminalisasi homoseksual dan menghilangkan homofobia di seluruh dunia," ujar jurubicara Google. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya