VIVAnews - Badan Keamanan AS (NSA) terungkap telah terhadap warga AS melalui berbagai jalur komunikasi.
Baru-baru ini, Washington Post mengungkapkan empat slide baru yang menunjukkan bagaimana cara program PRISM bekerja menyadap data pengguna Internet warga AS.
Dalam catatan di slide itu, surat kabar AS itu menyebutkan penentu informasi dapat disadap NSA tergantung pada penyedia jasa atau layanan komunikasi yang menjadi mitra.
"NSA bisa langsung tahu bila target logged on, mengirimkan e-mail, teks atau voice chat," demikian diwartakan Washington Post seperti dikutip The Verge, 2 Juli 2013. (Baca juga )
Salah satu slide menunjukkan ruang lingkup penyadapan NSA. Screenshot ini, tertanggal 5 April 2013, menunjukkan ada 117.675 rekaman yang dimonitor.
Washington Post mengklaim rekaman tersebut merupakan target pengawasan aktif. Namun, media ini itu tidak bisa memastikan apakah setiap rekaman terkait dengan individu tertentu yang tengah menjadi objek pengawasan aktif. Demikian juga tidak diketahui luasan informasi yang dimiliki.
Cara lain pengambilan data, FBI menggunakan peralatan pemerintah milik perusahaan privat untuk mengambil informasi yang sesuai dari perusahaan partisipan seperti Yahoo atau Microsoft. Kemudian data masuk melalui program seperti Pinwale, Nucleon, dan lainnya.
Setelah informasi dikumpulkan, data kemudian diproses dan dianalisa dengan sistem khusus yang menangani suara, teks maupun video serta informasi jaringan digital termasuk lokasi.
Para pengritik PRISM dan program pengawasan AS lainnya menentang upaya pemerintah menyadap dan merekam data komunikasi warga AS yang tak bersalah.