SBY: RI Mutlak Harus Amankan Pasokan Energi, Pangan dan Air

Pasca Kebakaran Karet Tengsin
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa Indonesia harus terus mengamankan pasokan energi, pangan, dan air. Gagal memenuhi salah satu kebutuhan itu, maka bisa terjadi ketidakstabilan harga kebutuhan pokok. 

Demikian ungkap Presiden saat berpidato pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada Kamis 29 Agustus 2013. Acara berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Presiden mengemukakan tiga isu penting di tingkat global. Pertama, di masa depan semua bangsa di dunia akan menghadapi tantangan pada bidang energi, pangan dan air. "Ketiganya diperlukan semua bangsa. Maka kita perlu keamanan dan kesinambungan energi, pangan dan air," ujar SBY.

Dengan prediksi pertambahan penduduk dunia menjadi 9 miliar jiwa pada 2030, kata SBY, penduduk dunia perlu tambahan pangan energi dan air 70 persen dari jumlah saat ini. Pada kondisi itu, jika timbul goncangan pada bidang pangan, energi dan air maka cenderung berdampak pada instabilitas harga.

"Untuk melakukan stabilisasi harga tidak semudah di masa lalu," tambahnya. Solusinya, SBY menggarisbawahi pentingnya kontribusi inovasi dan teknologi. "Kita harus tingkatkan neraca produksi dan pangan, juga meningkatkan energi terbarukan," ujar dia.

Isu yang kedua, SBY menyoroti bagaimana memandang hubungan konstruktif antara ekonomi dan teknologi. Menurutnya antara keduanya sangat penting bagi pengembangan bangsa. Perkembangan perekonomian modern, juga ditentukan inovasi teknologi dalam bentuk technopreneurship.

"Pondasi ekonomi bukan hanya sumber daya alam yang besar, keuangan dan sumber daya manusia yang melimpah saja. Jadi, ekonom dan teknolog jangan merasa paling benar," tegas SBY.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Bayern Munich vs Arsenal di Liga Champions

Sinergi ABG

Isu lain yang tidak kalah penting, kata SBY, yaitu sinergi ABG, yaitu akademisi, bisnis dan governance (pemerintahan), dalam pengembangan inovasi dan teknologi.

Kalangan pebisnis, menurut presiden, tahu apa yang dibutuhkan masyarakat, sementara akademisi bisa berkontribusi membuat produk yang lebih kompetitif, lebih murah dan disenangi rakyat.

"Menolong pebisnis, juga menolong rakyat. Sedangkan pemerintah bikin kebijakan yang tepat, kondusif bagi pengemangan keduanya," ujarnya. (umi)

Seminggu Setelah Kepergian, Istri Babe Cabita Disebut Masih Sering Melamun
Qatar vs Timnas Indonesia U-23

Lupakan Kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 Harus Fokus Benamkan Australia

Timnas Indonesia U-23 diminta melupakan kekalahan saat melawan Timnas Qatar U-23. Garuda Muda takluk 0-2 dari tuan rumah di Jassim Bin Hamad Stadium, Senin 16 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024