Disadap NSA, Brasil Susun UU Pusat Data Wajib di Dalam Negeri

Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Presiden AS Barack Obama
Sumber :
  • REUTERS/Kevin Lamarque
VIVAnews
2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis
- Berang dilaporkan disadap oleh lembaga intelijen Amerika Serikat, Presiden Brasil Dilma Rousseff mendorong undang-undang baru yang bisa memaksa Google, Facebook dan perusahaan internet lainnya menyimpan data di Brasil. UU ini sedang ditulis oleh Partai Pekerja, partai Rousseff, yang akan diselesaikan minggu depan.

Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?

Reuters
Prediksi LaLiga: Real Madrid vs Barcelona
melaporkan, syarat ini memang mungkin dilakukan meski sulit, kata pengamat teknologi. Sulit karena akan meningkatkan biaya di tengah sifat internet yang mengglobal.

Saat ini, perusahaan internet yang beroperasi di Brasil bebas menaruh pusat data di mana saja. Facebook misalnya, menyimpan data global di Amerika Serikat dan Swedia.


Rousseff yakin perubahan ini akan melindungi rakyat Brasil dari aktivitas mata-mata yang dilakukan National Security Agency. Rousseff lebih jauh menyarankan negara-negara lain juga mengikuti cara ini saat berbicara di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa akhir bulan ini.


"Ini akan menjadi titik balik bagi perusahaan-perusahaan ini," kata seorang pejabat Brasil yang lalu menyebutkan Facebook, Google dan Microsoft sebagai contohnya. "Jika Anda ingin bekerja di sini, Anda harus mematuhi aturan kami," kata pejabat yang tak mau disebut namanya itu.


Rancangan UU ini merupakan dampak dari serangkaian laporan yang dibocorkan Edward Snowden, bekas pekerja di NSA yang kini mendapat suaka sementara di Rusia. Brasil merupakan salah satu negara yang disebut menjadi target pengintaian internet ini.


Sulit Tapi Mungkin


Bill Coughran, bekas pimpinan Google yang kini bekerja di firma Sequoia Capital, mengatakan Brasil tak akan bisa mengatur soal lalu lintas data ini. Malahan justru aturan ini berpeluang jadi kesalahan karena membuat belanja perusahaan bertambah sementara pengalaman konsumen justru memburuk.


"Balkanisasi justru menambah kompleksitas mengatur bisnis Anda," kata Coughran. Balkanisasi merupakan istilah yang merujuk pada disintegrasi di kawasan Balkan pasca-Perang Dingin.


Sementara itu, perwakilan Facebook dan Microsoft belum bisa dimintai pendapatnya.


Jejaring sosial paling sulit diatur. Jika seorang pengguna Facebook di Brasil berkomentar di status temannya yang orang Prancis, tak jelas bagaimana mengatur data ini tetap ada di Brasil.


Sebuah riset menemukan, membangun pusat data di Brasil lebih mahal dan secara logistik lebih sulit dibandingkan negara-negara lain. Sebuah laporan tahun 2012 dari firma Cushman & Wakefield dan hurleypalmerflatt, di antara 30 negara di dunia untuk operasional pusat data, Brasil berada di posisi buncit karena harga listrik yang tinggi, level pendidikan yang rendah dan lingkungan yang buruk untuk bisnis. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya