Pemegang Saham Microsoft Ingin Jatuhkan Bill Gates

Bill Gates
Sumber :
  • microsoft.com
VIVAnews -
Kalahkan 11 Negara, Siswa Indonesia Sabet Emas Kompetisi Matematika Internasional di Australia
Pendiri Microsoft Bill Gates tengah didesak oleh para pemegang saham perusahaan peranti lunak raksasa itu. Dilaporkan
Reuters,
Cari Titik Lemah Demokrasi RI, Cak Imin Masih Ingin Hak Angket Digulirkan
akhir pekan lalu, tiga dari 20 investor ngotot meminta Gates turun dari kursi pimpinan Microsoft.
Yakin Sudah Dipikirkan Prabowo, PAN Tak Khawatir jika Ada Partai Lain Gabung Koalisi

Meski terus ngotot, menurut sumber yang mengetahui masalah ini, kemungkinan permintaan tiga investor itu tak akan digubris. Pasalnya, akumulasi saham ketiganya di Microsoft hanya lima persen.


Tiga investor itu khawatir, peran Gates sebagai ketua eksekutif perusahaan akan menghambat penerapan strategi baru dan membatasi kekuasaan kepala eksekutif yang baru untuk membuat perubahan subtansial.


Kekhawatiran itu muncul setelah melihat peran Gates dalam komite khusus yang dibentuk untuk mencari pengganti CEO Microsoft, Steve Ballmer. Seperti diketahui, Ballmer telah menyatakan pensiun.


Gates merupakan pemegang saham terbesar di Microsoft, memiliki saham 4,5 persen dari nilai perusahaan sebesar US$277 miliar, setara Rp3.201 triliun.


Kabar kudeta itu, sontak saja, memicu reaksi beragam dari para pemegang saham yang lain.


"Ini sudah terlambat. Mengganti penjaga tua dengan beberapa orang yang segar bisa memberikan oksigen yang dibutuhkan guna mengevaluasi strategi perusahaan mereka," ujar Todd Lowenstein, manajer portofolio HighMark Capital Management, yang juga memiliki saham di Microsoft.


Sementara Kim Caughey Forrest, analis senior di Fort Pitt Capital Group, menyarankan saat ini bukan waktu yang tepat untuk mendongkel Gates. "Saya pikir perusahaan telah kehilangan seorang yang visioner. Gates akan membuktikannya," ujar Forrest.


Microsoft tercatat masih merupakan salah satu perusahaan teknologi paling berharga di dunia, dengan mencetak laba bersih US$22 miliar setara Rp252 triliun pada tahun fiskal terakhir.


Sayang, Microsoft tengah mendapat ujian besar. Bisnis sistem operasi Windows dan Office mengalami tekanan sejak ponsel pintar dan komputer tabletnya sepi peminat. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya