Riset: Hampir 50% Konsumen Belanja Online Tidak Puas

Sumber :
  • idiva.com
VIVAnews -
Asia Tenggara Bisa Jadi Pemimpin Industri Kripto Dunia, Begini Penjelasannya
Meski belanja online menawarkan kepraktisan, tak perlu mendatangi toko secara langsung, tapi sebagian besar konsumen belanja maya merasa belum puas.

Ratusan Karyawan PT PRLI Demo Lagi, Minta MA Lakukan Penggantian Majelis Hakim

Hal itu diketahui berdasarkan survei independen Rakuten Smart Shopping Survey dengan bekerja sama dengan Redshift Research di Taiwan, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta


Disebutkan hampir separuh dari responden (49 persen) mengaku tidak puas. Hal itu disebabkan produk yang mereka dapatkan berbeda dengan apa yang mereka pesan atau lihat di situs belanja online.

Di Indonesia, hasil survei bahkan menyebutkan 84 persen konsumen yang mengaku tidak puas. Angka itu tak jauh berbeda dengan ketidakpuasan konsumen Taiwan yang mencapai 86 persen.


Direktur Rakuten Belanja Online Yasunobu Hashimoto, Jumat akhir pekan lalu mengatakan jelas kenyamanan merupakan kebutuhan utama dalam belanja online.


"Kita berbelanja dan sudah mentransfer uang sesuai yang diminta, tapi barang yang dibeli tidak sampai atau tidak sama. Itu yang terjadi pada model
consumer to consumer
atau C to C. Mengecewakan," ujar Yasunobu usai menyampaikan hasil survei di Kota Kasablanka, Jakarta.


Ia menyoroti hasil survei yang juga menyebutkan bahwa dalam 12 bulan terakhir, lebih dari tiga perempat (78 persen) responden mengaku tidak puas dengan pembelian online yang mereka lakukan.


Minim interaksi


Menurut Rakuten, pangkal rendahnya eksekusi belanja online ini disebabkan rendahnya interaksi antara konsumen dan merchant selama proses belanja.


Dari survei negara itu, diketahui lebih dari sepertiga responden mengaku tidak pernah atau jarang berinteraksi dengan merchant.


"Ini yang membuat mereka ragu untuk membeli. Waktu mereka habis tanpa untuk bertanya. Konsumen harusnya lebih aktif mendapatkan pengalaman yang sama di toko lokal, mereka bisa berinteraksi dengan penjual," jelas Yasunobu.


Untuk itu, pihak Rakuten berkomitmen menjalin komunikasi dua arah dengan konsumen dan akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan.


"Merchant di platform kami bisa berkomunikasi dengan pengguna melalui e-mail dan layanan jejaring sosial. Ada proses konsultasi," kata dia.


Akibat rendahnya komunikasi dua arah itu, hampir seperlima (19 persen) konsumen Indonesia gagal menyelesaikan pembelian dengan alasan ingin riset terlebih dulu sebelum eksekusi produk.


Responden yang diwawancarai mengatakan dalam belanja online, mereka mengaku butuh produk berkualitas, foto detail pada situs, mencantumkan harga, dan adanya ketentuan pengembalian barang yang tak bagus.


Di luar itu, responden juga menekankan pentingnya keamanan website dan cara transaksi.


Rakuten Smart Shopping Survey dilakukan Mei 2013 dengan mewawancarai 2008 responden melalui panel konsumer online independen di empat negara itu.


Dilaporkan responden dari Indonesia berjumlah 508 orang, Malaysia 490 orang, Taiwan 506 orang, dan Thailand 504 orang. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya