Terletak di Mahkota Cincin Pasifik, Indonesia Rawan Bencana

Seorang ibu dan anaknya dengan latar belakang letusan Gunung Sinabung
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVAnews -
Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024
Bencana yang terjadi di Indonesia belakangan ini disebut karena lokasi negara ini yang terletak di mahkota Cincin Asia Pasifik dan diapit dua benua. Dalam sejarah tercatat, bencana alam yang terjadi di Indonesia bahkan mampu mempengaruhi bumi dan seisinya.

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber

Hal ini disampaikan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Pratikno, di Yogyakarta Sabtu, 25 Januari 2014. Dia mengatakan, salah satu bencana terbesar yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah letusan Gunung Toba 73.000 tahun lalu. Sebanyak 2.800 kilometer dimuntahkan oleh gunung ini.
Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share


"Bencana ini mampu mempengaruhi suhu bumi selama hampir satu dekade. Kalderanya menciptakan Danau Toba seperti yang kita lihat sekarang," kata Pratikno.


Bencana lainnya adalah letusan Gunung Tambora tahun 1815 yang menghancurkan tiga kerajaan, Tambora, Pekat, dan Sanggar di Nusa Tenggara Barat. Debu vulkanik dan gas belerangnya diterbangkan ke seluruh dunia sehingga menurunkan suhu global 3 derajat celcius.


Peristiwa itu menyebabkan negara di belahan utara dan selatan tidak mengalami musim panas dan munculnya gagal panen di Eropa dan Kanada satu tahun kemudian. “Ini adalah sejarah kelaparan paling besar di Eropa dan dunia yang terjadi waktu itu,” jelasnya.


Letusan Gunung Tambora yang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat dunia juga mendorong lahirnya inovasi. Musim yang berubah cepat di Eropa menyebabkan pakan kuda tidak tersedia. Di Jerman, akhirnya dikembangkan angkutan darat tanpa kuda, lalu lahirlah cikal bakal sepeda sebagai moda kendaraan.


Bencana bisa jadi pemicu tangguhnya sebuah bangsa, tapi menurut Pratikno, kekayaan alam justru merupakan godaan yang paling berat yang mampu melumpuhkan sebuah bangsa.


“Jangan sampai karena kekayaan alam kita menjadi bangsa yang tidak inovatif. Karena miskinnya alam, Korea jadi bangsa yang kreatif. Belajar dari bencana ini, kita bisa menjadi bangsa yang tangguh dan kreatif memanfaatkan potensi alam kita dan bencana yang datang silih berganti,” tandasnya


Lebih lanjut Pratikno mengatakan bencana yang melanda berbagai belahan daerah di Indonesia akhir–akhir ini, seperti erupsi gunung berapi, banjir, tanah longsor menuntut tindakan respon cepat pemerintah dan solidaritas dari semua elemen masyarakat.


“Kita harapkan pemerintah bergerak cepat merespon ini, tidak terjebak pada mekanisme kerja yang biasa-biasa saja di tengah situasi yang luar biasa,” tandasnya
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya