Polusi Udara Asia Bisa Ubah Badai Pasifik

Kabut polusi tebal di Harbin, China
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVAnews - Siapa sangka polusi udara berupa asap bukan hanya mencemari lingkungan sekitar saja. Sebuah studi mengungkapkan polusi udara di Asia bisa mempengaruhi pola badai di atas Samudera Pasifik.
Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans

Melansir CNN, Rabu 16 April 2014 melaporkan penelitian Jet Propulsion Laboratory NASA, di Amerika Serikat menunjukkan spekulasi polusi udara bisa mendorong munculnya cuaca musim dingin aneh di Amerika Utara. 
Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

"Jejak badai Pasifik merupakan kekuatan pendorong utama pola cuaca global," ujar pemimpin studi, Yuan Wang. 
Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah

Jejak badai yang termodulasi itu, kata dia, dapat dihubungkan dengan perilaku cuaca abnormal pada pertengahan garis lintang dari belahan Bumi Utara, termasuk AS dan Kanada. 

Wang beserta rekan penelitinya mengatakan, polusi di kota-kota Asia termasuk yang menjadi perhatian global. Sebabnya, asap dari wilayah ini berkembang pesat dan menumbuhkan aerosol, partikel halus yang mengangkasa di udara. Umumnya pembentukan aerosol dianggap sebagai antitesa pemanasan global, yakni bisa mendinginkan iklim Bumi. 

Namun peneliti memperingatkan, jika aerosol tertalu banyak di udara, hal itu berisiko.

"Aerosol menyediakan bibit bagi pembentukan awan, Jika terlalu banyak memberi bibit, maka Anda pada dasarnya mengubah pola awan dan pola badai," jelas Renyi Zhang, rekan pemimpin studi, yang juga profesor ilmu atmosfer di Texas A&M  University, College Station, Amerika Serikat. 

Studi tim Wang itu menyimulasikan model iklim menggunakan data dari Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC). Data itu menunjukkan aerosol dari Asia terangkut ke wilayah Pasifik dan mengintensifkan jalur badai di kawasan ini. 

Dampak global

Meski hasil simulasi hanya berdampak khusus pada wilayah Samudera Pasifik, peneliti berpandangan dampak penuh bisa mencapai seluruh dunia. 

"Kami mengamati sistem siklon lintang pertengahan, yang mengangkut panas dan kelembapan dari lintang rendah ke lintang tinggi. Jika sistem ini diubah oleh polusi udara dari Asia, maka distribusi panas global akan berubah," kata Wang. 

Mengingat hal itu, rekan studi, Zhang setuju dengan asumsi cuaca abnormal seperti musim dingin yang ekstrim di AS beberapa waktu laku terkait dengan polusi dari Asia. 

Sepanjang tahun ini, tingkat polusi udara di Asia dilaporkan makin meningkat. Pada Januari, Kedubes AS di Beijing mencatat tingkat pencemaran partikulat di ibukota China itu, 18 kali lebih tinggi dari batas normal yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Tak jauh berbeda, polusi udara juga menjadi perhatian di ibukota India, New Delhi. 

Para ahli disebutkan akan meneliti lebih lanjut guna menilai seputar dampak penuh global akibat polusi Asia. Para ahli akan memonitoring pola badai dengan satelit, menyimulasikan model iklim lebih banyak dan mengukur pola di atmosfer. 

Studi itu telah diterbitkan di Prosiding National Academy of Sciences (PNAS). (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya