VIVAnews - Pengelola laman peta terkemuka, Google Earth, tidak menyangka bahwa peta Jepang kuno yang mereka muat sejak tahun lalu ternyata mendatangkan prahara. Google Earth bisa terancam digugat oleh pemerintah Jepang karena seenak menampilkan gambar peta yang dianggap tabu.
Mengapa gambar peta kuno itu dibilang tabu? Menurut kalangan pengamat, peta itu ternyata mengungkapkan lokasi masyarakat Jepang yang berkasta rendah. Mereka disebut sebagai "burakumin," yang secara hariah berarti "kumpulan orang kotor."
Kelompok burakumin termasuk bagian dari penduduk asli Jepang, namun di zaman feodal mereka digolongkan berada dalam tingkatan masyarakat paling bawah karena mereka bekerja di profesi yang berhubungan dengan kematian, seperti menyamak kulit, menjagal hewan, dan menggali lahan kubur.
Oleh karena itu, kelompok burakumin pun tinggal di wilayah yang terasing. Di sana, mereka mendirikan desa-desa buraku.
Di Jepang, penggolongan masyarakat berdasarkan kasta sudah lama tak berlaku. Selain itu, desa-desa buraku sudah tak berbekas karena sudah tergerus oleh bangunan-bangunan kota moderen.
Masalahnya, kalangan pengamat menilai bahwa masih banyak warga Jepang yang nenek moyang mereka adalah kelompok burakumin, yaitu sebanyak 3 juta dari total 127 juta rakyat Jepang.
Tak heran bila mereka sangat sensitif bila latar belakang keluarga mereka terungkap, dengan mengacu dari lokasi dimana mereka tinggal. Pindah rumah pun juga percuma karena bisa saja majikan atau orang tua calon istri atau suami bisa menyewa detektif untuk melacak asal-usul keluarga yang bersangkutan.
Maka, dengan diterbitkannya peta kuno itu di Google Earth, orang Jepang bisa mengetahui bahwa wilayah yang mereka tempati selama turun-temurun dulunya adalah desa kaum burakumin dan bisa kemungkinan besar mereka berkasta rendah. Itulah mengapa penerbitan peta kuno itu tergolong tabu bagi sebagian rakyat Jepang.
Seorang pekerja kantoran di sebuah perusahaan terkenal di Jepang mengaku bahwa perusahaan tempat dia bekerja aktif melacak asal-usul para pelamar. Bila dia ketahuan keturunan burakumin - tak peduli seberapa pintar dan berbakatnya dia - si pelamar kemungkinan akan dinilai rendah.
Selain itu, para penghuni di wilayah yang dulunya kompleks burakumin rentan menjadi sasaran olok-olok, baik secara verbal maupun corat-coret grafiti, yang menghina mereka.
Lalu bagaimana khalayak tahu bahwa rumah yang bersangkutan dulunya adalah desa burakumin? Ternyata di atas gambar peta kuno itu, Google Earth telah menempatkan jalur-jalur putih yang diambil dari ilustrasi peta masa kini. Itulah sebabnya asal-usul wilayah itu bisa diketahui.
Salah satu distrik di Tokyo, misalnya. Menurut peta kuno, wilayah yang kini berdiri bangunan modern itu dicap dengan kata "eta" atau julukan lain untuk burakumin. Bila pengunjung laman Google Earth mengklik bagian gambar peta itu, maka terpampang juga gambar jalan dan gedung-gedung yang kini berdiri.
Tak heran bila publikasi gambar peta Jepang kuno di Google Earth mendapat kecaman dari kalangan politisi Jepang. "Bila ada insiden akibat peta-peta itu, dan Google cuma bilang 'bukan salah kami, 'itu karena si pengguna,' maka tak ada ungkapkan lain bagi kami selain mencap sistem Goggle sudah menciptakan prasangka buruk," kata Toru Matsuoka, anggota Majelis Tinggi parlemen Jepang.
Sedangkan Kementrian Kehakiman Jepang kini sedang "mengumpulkan informasi" terkait masalah itu, demikian menurut juru bicara mereka, Hideyuki Yamaguchi.
Menanggapi kritik keras dari Jepang, Google baru sebatas prihatin. "Kami sangat peduli dengan hak asasi manusia dan tak ada maksud untuk melanggarnya," demikian pernyataan resmi Google. (AP)
VIVA.co.id
28 Maret 2024
Baca Juga :
Barang Paling Laris
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Keamanan transaksi keuangan digital kini telah memperoleh kepastian hukum dengan disetujuinya revisi kedua UU ITE menjadi Undang-Undang No. 1 Tahun 2024 oleh Presiden RI
Menurut NASA, jangan heran jika Anda atau seseorang di sekitar akan menangis ketika menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT).
Pemudik Sudah Bisa Manfaatkan Mudikpedia
Digilife
28 Mar 2024
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyediakan informasi dan panduan mudik Lebaran 2024 bagi warga di dalam buku elektronik Mudikpedia.
Telkomsel melakukan sejumlah persiapan jaringan demi kelancaran komunikasi masyarakat saat musim mudik Lebaran.
Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.
Selengkapnya
VIVA Networks
Pameran khusus kendaraan listrik yang digawangi Kepala Staf Presiden Moeldoko akan kembali hadir tahun ini, melalui Periklindo Electric Vehicle Show, atau PEVS 2024
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis dan Fakta Hot Blooded, Jung Woo Hempas Citra Pria Lucu jadi Sosok Tangguh
IntipSeleb
2 jam lalu
Hot Blooded adalah film Korea Selatan yang mengangkat kisah peperangan sengit gangster memperebutkan harta dan wilayah, Jung Woo sebagai pemeran utamanya.
PenyanyiDike Sabrina dan Shinta Arsinta, dua nama yang sudah tidak asing lagi di dunia musik dangdut Indonesia, kembali menghadirkan kolaborasi yang memukau.
Selengkapnya
Isu Terkini