Iran Batasi Siaran TV dan Telekomunikasi

VIVAnews - Untuk membatasi akses berita dari luar negri terkait hasil pemilihan umum setempat, Tehran terpaksa "kucing-kucingan" dengan para pengguna internet di daratan Iran. Pemerintah Iran enggan pemilihan umum (pemilu) yang diselenggarakannya tersorot oleh kantor berita internasional.

Menurut Peter Horrocks, direktur BBC World Service, seperti dilansir Guardian, yand dikutip VIVAnews, 16 Juni 2009, Iran tak hanya memblokir BBC Persian TV, tetapi semua stasiun TV yang berdomisili di Timur Tengah dan Eropa.

"Penyiaran kami dibatasi karena dianggap berpotensi mengintervensi pemilu di sana (Iran). Menurut saya, intervensi kami tak melebihi batas jika sekadar melaporkan hasil pemilu," ujar Horrocks.

"Membatasi ruang gerak media dengan memblokir siaran sudah kelewatan dan menyalahi pakta internasional terkait komunikasi satelit," tandasnya.

Sementara itu, Richard Sambrook, direktur BBC Global News, mengkhawatirkan adanya keterbatasan ruang gerak para operator satelit yang terpaksa menyia-nyiakan beritanya. Tak hanya itu, dampaknya dinilai cukup luas terlebih untuk kepentingan komersial.

Perlu diketahui, pemerintah Iran kabarnya juga telah mematikan sejumlah jaringan telekomunikasi selular di negaranya. Namun demikian, sebetulnya akses internet relatif lebih sulit diblokir di beberapa negara. 

"Akan tetapi, di sejumlah negara termasuk China dan Iran, pemerintah memegang kontrol penuh terhadap infrastruktur. Sehingga mereka bisa leluasa mematikan channel ke luar negri kapanpun mereka mau," papar Sambrook.

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel
Mensos Risma

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Dalam acara bertajuk YouTube Seribu Kartini Beda Tapi Sama di Jakarta, Jumat,19 April 2024, Menteri Sosial Risma mengemukakan bahwa seorang kreator konten tidak takut.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024