VIVAnews - Untuk menanggulangi polusi air yang melanda negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, Tom Abeles menyarankan agar pemerintah melibatkan pelajar dan mahasiswa. Alasannya, pertimbangan biaya dan manfaat jauh lebih baik dibandingkan penelitian melalui lembaga riset. Itu diucapkan pada jumpa media terbatas di Kedutaan Besar Amerika Serikat akhir minggu lalu.
Tom Abeles adalah seorang ahli Kimia yang menyelesaikan studinya di Physical Chemistry University of Louisville pada tahun 1969. Kini pria asal Minneapolis-Amerika Serikat itu juga menjabat sebagai konsultan teknis dan finansial untuk projek micro-finance air bersih di negara berkembang.
“Misalnya, dalam projek tujuh hari yang dilakukan beberapa waktu lalu, saya dan tim merangkul beberapa universitas dan sekolah. Alasannya, universitas rata-rata memiliki laboratorium penelitian, sementara pelajar kami tugaskan untuk mengumpulkan data di lapangan yang kemudian dibawa ke lab untuk diteliti,” kata Tom.
Dalam penelitan tersebut, para pelajar memulainya dengan mengambil sampel air sungai yang ada di dekat sebuah pabrik keju, pabrik yang diketahui menghasilkan limbah cair cukup besar. Kemudian, untuk membuktikannya, mereka membandingkan arus air sungai sebelum melewati saluran pembuangan limbah pabrik dan sesudah melewatinya.
“Hasilnya, mereka presentasikan ke pemerintah lokal sampai ke pemerintah pusat. Mereka membuktikan bahwa sebuah pabrik keju telah mengotori sungai di sekitarnya,” ucap Tom.
Tom menyebutkan, inisiatifnya untuk melibatkan anak-anak pelajar dan mahasiswa adalah untuk membangun kesadaran mereka sekaligus mendorong mereka untuk peduli lingkungan sekitarnya dengan terjun secara langsung ke lapangan.
“Jadi, yang bisa Anda lakukan adalah mulai dari anak-anak. Mulailah dengan semacam program eco-kids sedini mungkin. Anda bisa mendesain programnya sendiri agar bisa merangsang mereka untuk peduli lingkungan. Misalnya, menyelenggarakan lomba membuat poster dengan tema peduli lingkungan di media tempat Anda bekerja,” ucap Tom.
Secara bertahap, lanjutnya, anak-anak bisa diturutsertakan dalam sebuah penelitian kecil seperti yang dilakukan Tom dan timnya. Misalnya, lembaga pemerintahan bisa mengalokasikan dana untuk sekolah-sekolah ketimbang lembaga penelitian.
“Sangat membuang dana untuk memonitor polusi lewat perusahaan riset. Lagipula, kadangkala kita tidak puas dengan dapat satu data saja. Bila kita alokasikan dana itu kepada guru-guru, lalu diadakan semacam program riset kepada anak-anak pelajar, kita akan mendapat ratusan varian data,” ucapnya.
“Tak hanya itu, secara tidak sadar Anda juga membuka jalan kepada mereka untuk lebih peduli lingkungannya. Saya harap ini bisa berlaku internasional,” ucap Tom.
VIVA.co.id
29 Maret 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah menyiapkan layanan Bengkel Siaga untuk mobil dan sepeda motor yang tersebar di 66 titik guna menyambut mudik lebaran 2024.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
10 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Peristiwa yang dialami Cindy Pangestu mencetuskan kekhawatiran luas di kalangan masyarakat tentang keamanan menggunakan layanan transportasi online.
Geng Mamayu Bukber, Penampilan Lesti Kejora dengan Tas Hermes Ratusan Juta Jadi Sorotan
JagoDangdut
16 menit lalu
Bulan Ramadan menjadi momen spesial bagi umat Islam untuk berkumpul dan menjalin silaturahmi. Tak terkecuali bagi para selebritis yang tergabung dalam Geng Mamayu.
Selengkapnya
Isu Terkini